
KonekFood, WAKATOBI -Saat mengunjungi Kabupaten Wakatobi di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), jangan lewatkan untuk mencoba masakan khas daerah tersebut.
Wakatobi tidak hanya menawarkan pemandangan alam yang menarik, tetapi juga kekayaan dalam dunia kuliner.
Mulai dari cemilan hingga hidangan utama.
Salah satu hidangan yang patut dicoba adalah Luluta.
Nama untuk nasi yang dibakar dengan rasa gurih dan manis.
Memiliki tekstur padat dan membuat kenyang.
Luluta dibuat dari beras putih atau beras merah. Bisa juga keduanya dicampurkan.
Beberapa orang juga menambahkan beras ketan agar semakin lembut dan nikmat.
Ditambahkan campuran santan kaya, memperkuat rasa gurih.
Kemudian dibungkus dengan daun pisang lalu dimasukkan ke dalam bambu dan dipanggang menggunakan arang.
Sangat sesuai disajikan bersama masakan laut segar yang berasal dari perairan Wakatobi.
Menyajikan pengalaman makan yang asli dan penuh kenangan.
Makanan khas Wakatobi biasanya menjadi simbol kebersamaan.
Karena disajikan dalam acara keluarga atau pesta adat.
Banyak kali, pada Hari Raya Islam, Luluta juga disajikan.
Karena cocok disajikan bersama lauk seperti olahan ayam, ikan bakar, atau sayur santan.
Namun, kini Luluta dapat dinikmati sepanjang hari, bukan lagi harus menunggu waktu tertentu.
Karena Luluta kini gampang ditemukan di pasar hingga pelabuhan di Wakatobi.
Terutama di wilayah Wanci Pulau Wangi-wangi hingga Binongko.
Oleh karena itu, ketika mengunjungi Wakatobi, jangan lewatkan kesempatan untuk mencoba Luluta.
Meskipun lebih mudah ditemukan, esensi kebersamaan saat menyantap Luluta tetap terjaga.
Selain dapat dinikmati bersama keluarga dalam momen tertentu, proses pembuatannya juga melibatkan kebersamaan.
Tidak hanya disajikan bersama ayam, ikan, dan sayuran, tetapi juga bisa dijadikan camilan saat minum teh panas, kopi, atau minuman lainnya.
"Luluta ini adalah makanan yang selalu kita nikmati, karena rasanya yang lezat," kata warga Wakatobi, Wa Siti, saat diwawancarai KonekFood, Januari 2025 lalu.
Selain rasanya yang lezat, Luluta juga memiliki kandungan gizi.
Terbuat dari beras merah dan putih, menjadi sumber karbohidrat yang menyediakan energi cukup untuk kegiatan sehari-hari.
Beras merah kaya akan serat, mengandung berbagai vitamin dan mineral yang penting seperti kalsium, fosfor, besi, natrium, kalium, magnesium, seng, serta vitamin B3 dan B1.
Lulut yang dibuat menggunakan campuran santan ini juga mengandung lemak sehat yang bermanfaat bagi tubuh.
Belum lagi jika dimakan bersama ikan atau hidangan laut lainnya yang juga kaya akan protein.
Bahan
- Beras putih atau merah sebanyak 1 liter (dapat dicampur masing-masing setengah liter)
- Beras ketan
- Bawang merah serta putih
- Garam
- Daun Pandan
- Daun jeruk
- Serai
- Satu buah kelapa, ambil airnya
- Bambu 6-8 cm
- Daun pisang muda
- Arang
Cara membuat
- Basuh beras hingga bersih, lalu tiriskan, setelah itu masak dengan cara dikukus selama 10 menit.
- Masukkan santan, daun pandan, garam secukupnya, bawang yang telah dihaluskan, daun jeruk, dan serai sambil diaduk hingga mendidih dan mengental.
- Tuangkan kelapa parut ke dalam campuran beras, lalu aduk hingga merata.
- Sambil menunggu, potong batang bambu dengan panjang 6-8 cm, lalu bersihkan bagian dalamnya.
Bambu dipotong sedemikian rupa sehingga menyisakan ruas di bagian bawah dan ruas atas dibuang agar dapat digunakan untuk menyimpan beras nanti.
- Kemudian bungkus beras yang telah dikukus dengan selembar daun pisang muda, panjangnya sama dengan batang bambu atau sedikit lebih panjang dari batang bambu.
- Masukkan ke dalam tabung yang telah dipotong-potong - Letakkan ke dalam batang bambu yang sudah dipotong - Masukkan ke dalam potongan bambu yang telah disiapkan - Isikan ke dalam bambu yang telah dipotong-potong - Masukkan ke dalam bagian bambu yang sudah dipotong
dan tutup bagian atas dengan daun pisang sekali lagi.
Pastikan beras hanya mengisi tiga perempat wadah bambu, jangan terlalu penuh agar nasi dapat mengembang saat dimasak.
- Siapkan alas untuk meletakkan bambu saat dibakar. - Sediakan dasar yang dapat menahan bambu saat dipanaskan. - Buat penyangga agar bambu tetap stabil saat dibakar. - Persiapkan permukaan yang cocok untuk meletakkan bambu saat dibakar. - Siapkan tempat yang aman untuk menempatkan bambu saat dibakar.
- Bakar di atas bara api, jangan api yang menyala di atas kayu.
- Jangan lupa membalikkan bambu yang berisi nasi agar matangnya merata. - Ingatlah untuk memutar balik bambu yang berisi nasi agar kematangannya merata. - Pastikan kamu membalikkan bambu yang berisi nasi agar matang secara merata. - Jangan lupa mengganti posisi bambu yang berisi nasi agar masaknya merata. - Perhatikan untuk membalikkan bambu berisi nasi agar matang secara merata.
- Kayu bambu yang terbakar merata menunjukkan bahwa Luluta sudah matang.
- Setelah matang, angkat dan biarkan mendingin, lalu setelah dingin, keluarkan bungkusan nasi daun pisang dari dalam anyaman bambu.
- Nasi bambu dipotong sesuai keinginan dan siap disajikan. (*)
(KonekFood/Amelda Devi Indriyani/Dian Sasmita)
Comments
Post a Comment