
KABAR KUNINGAN- Beberapa waktu yang lalu, sempat muncul di media sosial (Medsos) mengenai percakapan Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi (KDM) dengan Bupati Kuningan, H. Dian Rachmat Yanuar tentang Sapi Pasundan. Hewan ternak ini ternyata memiliki asal genetik lokal dari Desa Dukuh Badag dan Desa Bantar Panjang Kecamatan Cibingbin.
Namun pada kenyataannya, sebagian penduduk Kota Kuda tidak mengetahui adanya sapi asli Kabupaten Kuningan. Mereka hanya mengenal sapi yang dijual di pasar tradisional dan pasar modern yaitu Sapi Lomosin dan Sapi Simental. Padahal jika mencoba daging dari Sapi Pasundan, warga pasti akan ketagihan karena rasanya lebih lezat.
"Sapi Pasundan merupakan jenis sapi kecil, karena beratnya maksimal hanya 5 kwintal. Namun jangan salah, kualitas dagingnya lebih lezat dibanding Sapi Limosin dan Sapi Simental. Jika dibandingkan dengan daging ayam, Sapi Pasundan seperti daging ayam potong," kata Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskanak) Kabupaten Kuningan, H. Asep Taufik Rohman.
Menurutnya, Sapi Pasundan saat ini telah menyebar ke berbagai daerah, baik di beberapa kecamatan di Kabupaten Kuningan maupun di luar wilayah tersebut. Namun, hasil kunjungan ke sentra-sentranya di Desa Dukuh Badag dan Desa Bantar Panjang menunjukkan bahwa masing-masing desa memiliki sedikitnya 5.000 ekor sapi, sehingga totalnya mencapai 10.000 ekor Sapi Pasundan.
Untuk mendukung para peternak dan memperkenalkan kualitas serta rasa daging Sapi Pasundan sebagai bentuk kearifan lokal, pihaknya rencananya akan bekerja sama dengan pihak terkait agar daging hewan ternak asli Kabupaten Kuningan dikonsumsi oleh anak-anak sekolah melalui hidangan makan bergizi gratis (MBG).
Di sisi lain, berdasarkan data dari berbagai sumber, Sapi Pasundan memiliki beberapa keunggulan yang menjadikannya sebagai potensi ternak lokal. Salah satunya adalah daya tahan yang baik karena sangat mampu menghadapi penyakit tropis (khususnya parasit) dan perubahan iklim sehingga tidak mudah mengalami stres. Sapi ini juga memiliki ketahanan terhadap penyakit malignant catarrhal fever (MCF).
Kemudian, bersifat adaptif terhadap makanan. Artinya mampu memanfaatkan pakan yang tersedia di sekitarnya, bahkan dalam situasi pakan yang tidak ideal. Hal ini membuatnya efisien dalam perawatan. Perkembangbiakan yang baik karena memiliki siklus reproduksi yang singkat dan kemampuan reproduksi yang cukup tinggi.
Sapi Pasundan adalah jenis sapi yang memiliki kualitas daging yang sangat baik. Dagingnya memiliki tekstur yang lembut, rasa yang khas dan lebih kering, sehingga cocok digunakan dalam olahan seperti bakso. Kualitas dagingnya dianggap setara bahkan lebih baik dibandingkan beberapa sapi lokal lainnya.
Komposisi daging lebih banyak dibandingkan tulang. Sementara itu, sistem pengelolaan biasanya dilakukan secara semi-intensif, di mana sapi dibiarkan berkeliaran di hutan untuk mencari makanan alami. Pendekatan ini menjaga kesehatan ternak dan meningkatkan mutu daging sekaligus mengurangi biaya pakan.***
Comments
Post a Comment