
KonekFood, JAKARTA — Pengusaha yang bergerak di bidang wadah makanan memutuskan untuk menunda investasinya dalamprogram makan bergizi gratis(MBG) setelah pemerintah mengendurkan kebijakan imporfood tray (nampan makanan).
Sekretaris Jenderal APMAKI Alie Cendrawan mengatakan, sejak pemerintah meluncurkan program MBG, beberapa pengusaha di bidang ini ikut terlibat dengan melakukan investasi langsung dalam program tersebut.
"Kami berangkat dari keinginan untuk membantu pemerintah dalam menjalankan program makanan bergizi gratis, itulah awalnya," ujar Alie dalam konferensi pers di Jakarta Selatan, Kamis (31/7/2025).
Alie menyampaikan, investasi ini berawal dari pernyataan Ketua DEN Luhut Binsar Pandjaitan melalui pernyataannya yang pernah mendorong para pengusaha lokal untuk membangun pabrik.food trayatau alat makan lainnya untuk mendukung program MBG, sehingga Indonesia tidak perlu melakukan impor.
Diharapkan, pembangunan pabrik-pabrik baru mampu berkontribusi terhadap perekonomian nasional serta menciptakan kesempatan kerja bagi penduduk sekitar.
"Memulai dari situ, maka kami melakukan investasi di pabrik. Dalam investasi ini bukan sekadar uang sedikit, miliaran, sekitar Rp300-an miliar," katanya.
Namun seiring berjalannya waktu, para pengusaha menghentikan investasinya, setelah pemerintah mengendurkan pembatasan impor.food tray untuk program MBG.
Kebijakan tersebut diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 22 Tahun 2025 mengenai Kebijakan dan Pengaturan Impor Barang Industri Khusus.
Tiba-tiba muncul peraturan [Permendag No.22/2025] sehingga semua pihak diperbolehkan untuk mengimporfood tray,” ujarnya.
Berdasarkan asosiasi, perusahaan lokal sebenarnya mampu memenuhi kebutuhan tersebut.food trayuntuk program MBG, ketua APMAKI Robert Susanto menyampaikan bahwa anggota APMAKI sudah mampu menghasilkan hingga 10 juta unitfood tray per bulannya.
Ini bertolak belakang dengan pernyataan pemerintah yang menyatakan bahwa produksi lokal belum mampu memenuhi kebutuhan.food tray untuk program MBG.
Dalam laporan Bisnis, Badan Gizi Nasional (BGN) sebelumnya menyatakan bahwa industri dalam negeri hanya mampu memproduksi 2 juta unit.food tray. Kebutuhan tersebut masih jauh dari target penerima MBG yang mencapai 82,9 juta orang pada tahun 2025.
Itu belum dalam keadaan yang sepenuhnya optimal. Dengan kondisi yang biasa saja, sudah mampu mencapai 10 juta [food tray"sebulan," jelas Robert.
Menurutnya, terdapat perbedaan pendapat mengenai proses produksifood trayterjadi karena tidak adanya koordinasi antara produsen dan pemerintah.
Selama ini, Robert mengakui bahwa produsen lokal bekerja secara mandiri tanpa adanya bimbingan dari kementerian yang relevan. "...sehingga tampaknya produsen dalam negeri belum mampu memenuhi kebutuhan"food trayuntuk program MBG ini," ujarnya.
Comments
Post a Comment