
Kenaikan Harga Beras Premium di Ritel Modern
Harga beras premium di berbagai ritel modern mengalami kenaikan signifikan, dengan harga mencapai Rp 140.790 per kemasan 5 kilogram. Kenaikan ini terjadi dalam situasi pasokan beras yang semakin menipis dan tidak adanya stok beras Bulog jenis Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
Pantauan di Superindo Mayestik, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, menunjukkan bahwa hanya satu merek beras premium yang tersedia, yaitu Topi Koki, dengan harga sebesar Rp 140.790 per 5 kilogram. Sementara itu, beras SPHP Bulog tidak tersedia sama sekali.
Seorang karyawan Superindo Mayestik menjelaskan bahwa pasokan yang ada saat ini hanya dari merek Topi Koki, sementara supplier lain belum datang. Ia juga menyatakan bahwa stok beras SPHP Bulog sudah habis.
Kondisi serupa juga terlihat di Alfamidi Panglima Polim. Rak beras yang biasanya penuh kini kosong. Seorang karyawan di sana hanya menyampaikan bahwa pasokan akan segera datang.
Di sisi lain, Alfamart di kawasan yang sama hanya menyisakan satu karung beras premium merek Raja Platinum seberat 5 kilogram dengan harga Rp 74.500. Menurut karyawan minimarket tersebut, kekosongan stok disebabkan oleh penarikan beras SPHP akibat kasus beras oplosan beberapa waktu lalu.
“SPHP ditarik semua karena kasus beras oplosan. Saat ini hanya tersisa merek Raja Platinum dengan harga Rp 74.500 per kemasan. Ini belum di-stok lagi,” jelasnya.
Kondisi di Pasar Tradisional
Situasi di pasar tradisional juga tidak jauh berbeda. Pantauan di Pasar Mayestik, Kebayoran Baru, menunjukkan bahwa pasokan beras tidak melimpah. Hanya beberapa kios yang masih menjual beras dengan stok terbatas.
Untuk beras premium Pandan Wangi, pedagang memasang harga Rp 22.000 per kilogram, jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan sebesar Rp 14.900 per kilogram. Sementara itu, beras medium dari berbagai merek dijual dengan harga Rp 16.000 per kilogram, juga melampaui HET nasional sebesar Rp 12.500 per kilogram.
“Pandan Wangi Rp 22.000 per kilogram, sedangkan beras medium merek lain dijual Rp 16.000 per kilogram,” kata seorang pedagang beras di Pasar Mayestik.
Kesenjangan Antara Klaim Pemerintah dan Realitas Lapangan
Situasi ini menunjukkan kesenjangan antara klaim pemerintah yang menyatakan bahwa stok beras nasional aman dan berpotensi surplus, dengan kondisi nyata di lapangan di mana harga terus naik dan pasokan makin terbatas.
Penurunan Harga Beras di 13 Provinsi
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, menyatakan bahwa harga beras di 13 provinsi mulai menunjukkan penurunan setelah pemerintah melalui Bulog melakukan operasi pasar dengan menggelontorkan beras SPHP sejak Juli 2025 lalu.
Pernyataan ini disampaikan dalam rapat kerja (raker) dengan Komisi IV DPR RI di Jakarta, Kamis (21/8/2025). Menurutnya, operasi pasar menjadi instrumen utama pemerintah untuk menekan harga beras. Distribusi beras melalui operasi pasar saat ini mencapai 6.000 ton per hari, yang mulai berdampak pada stabilitas harga di sejumlah daerah.
Operasi Pasar dan Cadangan Beras
Bulog telah menyiapkan cadangan beras untuk operasi pasar sebesar 1,3 juta ton, jumlah tertinggi dalam sejarah. Sebagian besar beras ini berasal dari produksi dalam negeri, sementara beras impor dengan kualitas lama diprioritaskan untuk digelontorkan lebih dulu agar tidak menumpuk di gudang.
Comments
Post a Comment