
KABAR BANDUNG- Bandung terkenal tidak hanya karena keindahan alam dan tempat wisata yang menarik, tetapi juga sebagai pusat dari berbagai makanan khas yang lezat.
Di antara berbagai jenis oleh-oleh yang bisa dibawa pulang, peyeum dan ubi Cilembu memiliki posisi khusus. Kedua makanan ini bukan hanya sekadar camilan, tetapi mengandung nilai tradisional, rasa asli, serta kisah lokal yang menarik.
Kekinian peyeum Bandung sudah tidak diragukan lagi. Proses fermentasi yang khas membuatnya memiliki rasa manis, lembut, dan sedikit berciri aroma alkohol ringan—ciri khas yang disukai banyak orang.
Di sisi lain, ubi Cilembu terkenal dengan rasanya yang manis seperti karamel ketika dipanggang, membuatnya menjadi favorit tidak hanya di Bandung, tetapi juga hingga ke luar daerah.
Meskipun merupakan makanan tradisional, minat masyarakat terhadap peyeum dan ubi Cilembu justru semakin meningkat. Keberadaan keduanya di toko oleh-oleh atau pasar lokal sering menjadi incaran para wisatawan, bahkan diburu sebagai oleh-oleh.
Kedua hidangan ini tidak hanya menunjukkan kekayaan rasa, tetapi juga warisan budaya kuliner Sunda yang perlu dijaga dan dilestarikan.
Camilan Khas Bandung yang Harus Dicoba:
1. Peyeum Bandung
Peyeum, yang lebih dikenal di luar daerah sebagai tape singkong, adalah hasil olahan singkong yang difermentasi dengan bantuan ragi. Di Bandung, peyeum dibuat dengan cara tradisional dan disimpan pada suhu ruang selama beberapa hari hingga teksturnya menjadi lembut dan rasanya yang manis asam muncul.
"Yang membedakan peyeum Bandung adalah proses fermentasinya yang terjaga kualitasnya," kata seorang penjual peyeum di Cihampelas. Biasanya dijual dalam bentuk utuh dan dibungkus daun pisang atau plastik bening.
2. Ubi Cilembu
Asal-usul ubi Cilembu berasal dari wilayah Sumedang, tetapi karena Bandung menjadi jalur distribusi dan pemasaran, banyak pengunjung mengira ubi ini merupakan makanan khas Bandung. Ubi Cilembu memiliki rasa yang manis seperti madu ketika dimasak karena kadar gula yang tinggi.
Teksturnya halus dan lezat, sangat cocok dijadikan camilan yang sehat. Ubi ini dapat ditemukan dalam bentuk segar maupun sudah dimasak di berbagai toko oleh-oleh di kawasan Lembang dan Setiabudi.
Hal-hal yang Perlu Diketahui Sebelum Membawa Pulang Peyeum dan Ubi Cilembu:
- Kemudahan Mendapatkan
Kedua jenis oleh-oleh ini dapat dengan mudah ditemui di berbagai toko oleh-oleh terkenal seperti Terminal Tas, Pasar Kosambi, atau pusat oleh-oleh di Jalan Cihampelas. Saat ini, banyak pelaku UMKM Bandung yang menjual peyeum dan ubi Cilembu secara online melalui platform e-commerce.
- Daya Tahan dan Penyimpanan
Salah satu alasan mengapa banyak orang memilih peyeum dan ubi Cilembu sebagai oleh-oleh adalah karena daya tahan yang cukup lama. Peyeum dapat bertahan selama 3–4 hari pada suhu ruang, sedangkan ubi Cilembu yang telah dipanggang bisa bertahan hingga seminggu jika disimpan dalam wadah yang tertutup rapat.
- Nilai Gizi dan Manfaat
Ubi Cilembu terkenal memiliki kandungan karbohidrat kompleks, serat, serta vitamin A, sehingga menjadi pilihan camilan yang bermanfaat bagi kesehatan. Di sisi lain, peyeum dianggap mampu membantu memperbaiki pencernaan berkat adanya probiotik yang diperoleh dari proses fermentasi alami.
- Harga Terjangkau
Di tengah maraknya oleh-oleh modern yang harganya mahal, peyeum dan ubi Cilembu tetap menjadi pilihan yang terjangkau. Dengan kisaran harga mulai dari Rp10.000 hingga Rp30.000, kamu sudah bisa membawa pulang rasa khas Bandung yang asli.
Meski sering dianggap sebagai oleh-oleh "lama", peyeum dan ubi Cilembu tetap menjadi favorit karena rasanya yang autentik dan unik.
Selain cocok disajikan secara individual, dua camilan ini juga merupakan wujud penghargaan terhadap budaya setempat yang layak dihargai dan dilestarikan.
Untuk kamu yang sedang berkunjung ke Bandung, jangan lewatkan kesempatan untuk mampir ke toko oleh-oleh dan mencoba dua makanan khas ini.
Menawarkan rasa manis alami dan pengalaman tradisional, peyeum serta ubi Cilembu jelas bukan sekadar oleh-oleh—mereka merupakan bagian dari kisah Kota Bandung.
Comments
Post a Comment