
AsahKreasi- Di tengah keramaian Yogyakarta dan Solo, tersembunyi sebuah perhentian kuliner yang menarik bernamaKlaten.
Tanah yang subur, udara yang segar,
dan penduduknya yang ramah menjadikan kota ini tidak hanya menarik untuk ditinggali, tetapi juga menarik untuk dieksplorasi melalui hidangan-hidangan khasnya.
Melalui kanal YouTube Rumah Canda Melki,
perjalanan wisata kuliner sehari penuh di Klaten menyajikan pengalaman yang autentik,
dari sarapan hangat yang penuh kenangan, hidangan utama yang terkenal, hingga oleh-oleh manis yang bertahan dari masa ke masa.
1. Sarapan Hangat: Sop Manten Mbah Atmo, Warisan Pesta yang Berubah Menjadi Makanan Kebiasaan
Perhentian pertama dimulai di Warung Sop Mbah Atmosebuah tempat makan yang telah beroperasi sekitar 20 tahun dan terkenal di Klaten.
Sop makanan awalnya disajikan dalam acara pernikahan atau pesta besar, tetapi sekarang menjadi hidangan harian yang disukai banyak orang.
Sarapan ini memiliki kuah yang lezat dan segar, berisi makaroni, wortel, jamur, potongan ayam kampung, serta disajikan dengan kerupuk yang diberi taburan seledri khas.
Rasanya yang sederhana langsung mengingatkan pada masakan rumah yang penuh kasih.
Apalagi jika disajikan dengan lauk ayam goreng tradisional, telur asin, serta pilihan sambal bawang pedas atau sambal tomat segar—rasanya semakin lengkap, membuat betah untuk sarapan dalam waktu yang lama.
2. Beranda: Ayam Panggang Nyonya Anggra, Kuliner Medok Sejak Tahun 1960-an
Saat matahari mulai naik, perjalanan dilanjutkan menuju sebuah gang sempit yang menyimpan kisah legendaris:Ayam Panggang Nyonya Anggra.
Warung ini telah berdiri sejak tahun 1960-an dan kini dijalankan oleh generasi ketiga.
Meski lokasinya sederhana dan harus memesan terlebih dahulu, antrian yang panjang menunjukkan betapa lezatnya ayam panggang di sini.
Ayam jantan yang dipanggang menggunakan santan dan rempah tradisional Jawa menghasilkan cita rasa gurih dan manis yang meresap hingga ke tulang.
Disediakan dengan sambal yang pedas dan khas, nasi yang masih panas, serta usus goreng dan cekernya yang lembut—setiap gigitan memberikan pengalaman rasa yang luar biasa.
3. Akhir yang Manis: Jenang Ayu Niten, Cinduan dari Tahun 1928
Tidak lengkap rasanya berwisata kuliner di Klaten tanpa membawa oleh-oleh.
Pilihan jatuh pada Jenang Ayu Niten, perusahaan keluarga yang telah berdiri sejak tahun 1928 dan kini dijalankan hingga generasi keenam.
Jenang serupa dengan dodol, dibuat dari tepung beras ketan, santan, dan gula jawa yang dimasak dalam waktu lama, menghasilkan tekstur yang kenyal dan rasa yang manis khas.
Selain jenang, ada juga kerasikancamilan yang terbuat dari tepung ketan yang dipanggang, memberikan pengalaman tekstur yang lebih khas.
Keduanya tahan lama, cocok sebagai oleh-oleh khas Klaten yang penuh dengan kisah sejarah.
Klaten, Selera dan Kehangatan Masyarakat
Sebuah hari penuh di Klaten menunjukkan bahwa kuliner bukan hanya sekadar makanan, tetapi mencerminkan budaya, sejarah, serta kehangatan masyarakat setempat.
Dari kemeja kerja yang sederhana namun penuh makna,
ayam panggang ikonik yang kaya rempah, hingga jenang manis yang turun-temurun diwariskan antar generasi
—semua itu mencerminkan kekayaan rasa serta keramahan penduduk Klaten.
Siapa pun yang datang, Klaten selalu menawarkan lebih dari sekadar makanan.
Ia memberikan pengalaman, kenangan, dan kehangatan yang membuat setiap orang merasa ingin kembali.
Dan memang benar apa yang sering dikatakan orang: sekali mencoba masakan Klaten, rasanya akan selalu terkenang.
Comments
Post a Comment