
Kubis dari Korea Selatan, selada asal Australia, beras Jepang, kopiBrasil, dan kakao Ghana adalah beberapa contoh dari berbagai makanan yang terdampak kenaikan harga akibat peristiwa cuaca ekstrem sejak tahun 2022. Hal ini terungkap dari hasil studi yang dilakukan oleh tim ilmuwan internasional.
Penelitian yang diterbitkan pada Senin (21/7) menyebutkan bahwa harga kakao dunia naik 280% pada April 2024, akibat gelombang panas di Ghana dan Pantai Gading. Sementara itu, harga selada di Australia melonjak 300% setelah terjadi banjir pada tahun 2022.
Di sebagian besar situasi, kenaikan harga terjadi sesudah gelombang panas, termasuk kenaikan 70% pada harga kol di Korea Selatan pada September 2024, kenaikan 48% pada harga beras di Jepang pada September 2024, dan kenaikan 81% pada harga kentang di India pada awal 2024.
Peningkatan harga lainnya berkaitan dengan kekeringan, seperti kekeringan di Brasil pada tahun 2023 yang diikuti oleh kenaikan 55% pada harga kopi global pada tahun berikutnya. Kekeringan di Ethiopia pada tahun 2022 terjadi sebelumharga pangan secara keseluruhan di sana mengalami kenaikan sebesar 40% pada tahun 2023.
- Perubahan iklim menyebabkan penurunan produksi kopi Gayo Aceh
- Perubahan iklim mengancam pasokan cokelat global, Indonesia juga bisa terkena dampaknya
- Dampak Perubahan Iklim Menyebabkan Kerugian Sektor Pertanian Eropa Sebesar 31,9 Juta Dolar AS Tahunan
Penelitian yang dipublikasikan oleh enam lembaga penelitian Eropa bersama dengan Bank Sentral Eropa ini, dirilis menjelang Konferensi Tingkat Tinggi Sistem Pangan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Acara ini akan diadakan bersama oleh Ethiopia dan Italia di Addis Ababa, Ethiopia, pada 27 hingga 29 Juli 2025.
Sampai kita mencapai tingkat emisi karbon bersih nol,cuaca ekstremhanya akan semakin memburuk, namun telah merusak tanaman dan meningkatkan harga makanan di seluruh dunia," kata penulis utama laporan tersebut, Maximillian Kotz, dari Barcelona Supercomputing Center, sebagaimana dilaporkanAl Jazeera, Senin (21/7).
"Masyarakat mulai menyadari bahwa kenaikan harga pangan adalah dampak perubahan iklim yang kedua mereka alami dalam kehidupan sehari-hari, hanya kalah dari panas ekstrem," kata Kotz. Ia menyebutkan bahwa keluarga dengan penghasilan rendah sering kali paling terkena dampak ketika "harga makanan meningkat tajam".
Harga Pangan yang Terjangkau Menjadi Masalah Utama
Laporan ini muncul di tengah meningkatnya perhatian terhadap biaya hidup, termasuk harga pangan, yang menjadi topik utama bagi banyak pemilih menjelang pemilu di berbagai negara dalam beberapa tahun terakhir, termasuk Jepang. Harga beras kini menjadi fokus utama bagi para pemilih saat mereka datang ke tempat pemungutan suara akhir pekan ini.
Harga bahan pangan menjadi topik utama dalam pemilihan umum di Amerika Serikat (AS) dan Inggris pada tahun 2024 serta di Argentina pada tahun 2023.
"Di Inggris, perubahan iklim menambah biaya makanan rumah tangga rata-rata sebesar 360 poundsterling (Rp 7,9 juta) selama tahun 2022 dan 2023," ujar salah satu penulis laporan, Amber Sawyer, dari Energy and Climate Intelligence Unit (ECIU).
Sawyer menyampaikan, tahun lalu, Inggris mengalami hasil panen lahan paling subur ketiga terburuk dalam sejarah. Inggris juga mengalami hasil panen terburuk yang kedua, setelah curah hujan tinggi yang diperparah oleh perubahan iklim menimpa wilayahnya.
Di bawah Perjanjian Kerangka Kerja PBB mengenai Perubahan Iklim (UNFCCC), pemerintah telah berkomitmen untuk mengurangi emisi global yang menyebabkan krisis iklim sebesar 2,6% antara tahun 2019 dan 2030.
Namun, komitmen ini jauh dari pengurangan yang dianggap perlu oleh para ilmuwan agar tetap berada dalam batas target Perjanjian Paris yang bertujuan membatasi kenaikan suhu global hingga 1,5 derajat Celsius.
Mahkamah Internasional (ICJ) diperkirakan akan memberikan pendapat hukum penting mengenai kewajiban negara untuk menangani perubahan iklim pada hari Rabu (23/7). Pendapat ini akan disampaikan dalam persidangan yang diajukan oleh Vanuatu dan didukung oleh berbagai negara di wilayah Global South.
Comments
Post a Comment