Mencicipi 7 Kuliner Legendaris Surabaya yang Menggugah Selera

Liputan Jurnalis Tribun Jatim Network, Nurika Anisa

KonekFood, SURABAYA- Surabaya, yang dikenal sebagai Kota Pahlawan, tidak hanya memiliki warisan sejarah dan semangat perjuangan yang kaya, tetapi juga menyimpan berbagai makanan khas legendaris yang menjadi ciri khas kota ini.

Setiap hidangan di sini memiliki kisah tersendiri, kombinasi rasa yang istimewa, serta kehangatan yang membuat siapa pun yang mencobanya ingin kembali lagi.

Jika Anda berkesempatan mengunjungi kota ini, jangan lewatkan 7 makanan khas Surabaya berikut agar perjalanan Anda terasa lengkap.

1. Rujak Cingur: Pengalaman Menarik dalam Satu Piring yang Menjadi Simbol Festival di Kota Surabaya

Jika ada satu hidangan yang paling menggambarkan keberanian rasa Surabaya, yaitu Rujak Cingur. Berbeda dengan rujak buah biasa, Rujak Cingur menggabungkan potongan buah segar seperti nanas dan mangga, beserta sayuran rebus, tahu, tempe, lontong, dan yang paling khas—cingur atau mulut sapi yang direbus.

Seluruh bahan ini dibaluri dengan saus kacang-petis berwarna hitam pekat yang memiliki rasa yang kaya. Kombinasi manis, gurih, pedas, dan kenyal dari cingur menghasilkan pengalaman rasa yang tak terlupakan.

Seperti pengalaman, Surya.co.id mengunjungi salah satu tempat yang menyajikan rujak cingur di Surabaya. Yaitu rujak cingur dan sop buntut genteng durasim, yang juga dikenal sebagai kuliner legendaris di kota tersebut.

Tempat makan ikonik ini telah berdiri sejak tahun 1938.

"Sebentar lagi 100 tahun. Saya mulai mengelola ini sejak usia 22 tahun. Sekarang berusia 72 tahun, saya termasuk generasi ketiga, artinya 50 tahun. Sekarang (dikelola) oleh generasi keempat. Sejak dulu di sini, tidak pernah pindah-pindah," kata Rubiati, pengelola Depot Genteng Durasim yang diwawancarai Harian Surya (grup Tribun Jatim Network), beberapa waktu lalu.

Sejak awal, tempat ini menyediakan rujak cingur, kemudian muncul rawon, lodeh, ketan dan berbagai jenis makanan lainnya. Seiring berjalannya waktu, beberapa hidangan tetap ada, dan semakin beragam.

Rubiati mengakui bahwa ia tidak pernah merubah resep yang diwariskan oleh kakeknya. Salah satu resep andalannya adalah pilihan petis dan cingur.

"Dulu Bu Risma (mantan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini) setiap minggu membungkus, 10 bungkus. Kemarin datang para pejabat dari Tuban, ada juga yang dari luar kota, sepertinya ada acara di Surabaya," katanya.

Sajian rujak cingur yang khas menjadikannya sebagai ikon festival di Kota Surabaya. Setiap tahun, Pemerintah Kota Surabaya menyelenggarakan Festival Rujak Uleg dalam rangka perayaan HUT Kota Surabaya. Dalam acara tersebut, berbagai instansi dan perusahaan bersaing menyajikan olahan rujak cingur terbaik.

Seorang koki hotel berbintang di Surabaya, Chef Danang Lukito mengatakan, salah satu kunci dari hidangan rujak cingur adalah petis.

Di Jawa Timur, terdapat berbagai macam jenis petis. Petis yang ada di Surabaya, Sidoarjo, dan Madura memiliki ciri rasa yang berbeda-beda.

Chef Danang mengatakan, Surabaya terkenal akan saus udang yang cenderung manis.

"Maka dari itu, mengcampurkan petis tidaklah mudah, agar rasanya tidak terlalu jauh dari rasa rujak cingur," kata Chef Danang.

Ia juga menyebutkan bahwa rujak cingur di Surabaya tersedia dalam dua pilihan. Yaitu sayur matang dan mentah yang dicampur buah.

"Di dalam komposisi terdapat berbagai macam, khas Surabaya yaitu matengan dan mentahan yang dicampur buah. Perpaduan petis juga harus sesuai," katanya.

2. Tahu Tek: Keseimbangan Rasa dari Suara Tek-Tek

Nama "Tahu Tek" berasal dari suara gunting atau pisau yang digunakan oleh penjual saat menyiapkan hidangan di atas piring. Makanan ini sederhana namun sangat mengenyangkan. Terdiri dari tahu goreng, lontong, kentang, tauge, dan kerupuk udang yang digoreng, semuanya dicampur dengan saus kacang yang diberi petis. Rasanya gurih, sedikit manis, dan teksturnya beragam. Paling lezat disantap dengan taburan bawang goreng dan kerupuk.

Beberapa penjual tahu tek terkenal di Surabaya antara lain Tahu Teck Teck Pak H. Ali yang berada di Jalan Dinoyo Nomor 147, Keputran, Kecamatan Tegalsari, Kota Surabaya, Jawa Timur.

Kemudian ada Tahu Tek Pak Jayen yang berada di Jalan Dharmahusada 112, Mojo, Kecamatan Gubeng, Surabaya.

Tahu Tek Cak Kahar berada di dekat JW Marriott Hotel Surabaya. Warung ini telah berdiri sejak tahun 1960 dan menjadi salah satu tempat makan ikonik.

Di kawasan Jalan Dinoyo Tangsi, terdapat tempat penjual tahu milik Pak Akhiyat.

Selain itu, penjual tahu tek bisa dengan mudah ditemukan di wilayah permukiman penduduk. Umumnya, pedagang tahu tek sering berkeliling menggunakan gerobaknya.

3. Lontong Balap: Makanan Khas yang Terkenal dalam Tradisi Balapan Kuda

Meskipun namanya terkait dengan lomba lari, Lontong Balap merupakan hidangan yang santai. Menurut cerita, nama ini berasal dari para pedagang yang dulu saling berlari (berbalap) membawa barang dagangannya. Hidangan ini terdiri dari lontong, tauge, tahu goreng, serta lentho (sejenis perkedel kacang tolo), yang disiram dengan kuah bening hangat. Lontong Balap umumnya disajikan bersama sate kerang yang manis dan pedas serta sambal petis, menciptakan kombinasi rasa yang sempurna.

4. Sate Klopo: Kelezatan Satay Kelapa yang Terkenal Secara Legendaris

Surabaya memiliki variasi sate yang unik dan sulit ditemukan di tempat lain, yaitu Sate Klopo. Sebelum dipanggang, potongan daging (biasanya sapi atau ayam) ditaburi dengan parutan kelapa. Ketika dipanggang, parutan kelapa ini menghasilkan aroma harum dan rasa gurih khas, sehingga membuat tekstur daging menjadi lebih lezat dan beraroma. Sate Klopo disajikan dengan bumbu kacang dan irisan bawang merah, menjadikannya hidangan wajib bagi penggemar sate.

5. Rawon Setan: Sup Hitam yang Menggugah Selera

Tidak perlu khawatir dengan namanya, "Setan" di sini merujuk pada waktu penjualannya yang baru buka tengah malam, bukan karena rasanya yang sangat pedas. Rawon merupakan sup daging sapi berkuah hitam pekat yang dibuat menggunakan bumbu kluwek. Kuah rawon yang kaya rasa, gurih, dan sedikit manis ini biasanya disajikan bersama nasi panas, tauge pendek, serta kerupuk udang. Rawon Setan cocok dipilih untuk menghangatkan perut pada malam hari.

6. Nasi Goreng Jancuk: Ujian Rasa bagi Pecinta Makanan Pedas

Bagi Anda yang menyukai tantangan, Nasi Goreng Jancuk adalah pilihan yang tepat. Dikenal dengan porsi yang besar dan tingkat kepedasan yang luar biasa, istilah "Jancuk" (kata kasar khas Jawa Timur) digunakan untuk menggambarkan rasa pedas yang membuat lidah terkejut. Meskipun sangat pedas, nasi goreng ini tetap memiliki cita rasa yang enak dan autentik, menjadikannya pengalaman kuliner yang berani dan tak terlupakan.

Dengan nama yang unik, salah satu hotel di Surabaya menyelenggarakan lomba atau ajang memakan nasi goreng JK. Selain karena rasa pedasnya, nasi goreng ini juga disajikan dalam porsi besar.

"Untuk nasi goreng JK tahun ini sebentar lagi akan kami selenggarakan, (rencana) kompetisinya pada 10 Agustus mendatang," kata Ayudia, marketing Surabaya Suites Hotel, Selasa (22/7/2025).

7. Pecel Semanggi: Keasrian Sayuran yang Unik

Pecel Semanggi merupakan makanan khas yang mungkin lebih sulit ditemui, namun sangat layak untuk dicoba. Makanan ini sederhana, terdiri dari daun semanggi dan tauge yang dimasak dengan cara direbus, lalu ditambahkan bumbu pedas manis yang dibuat dari campuran umbi dan kacang. Pecel Semanggi umumnya disajikan di atas daun pisang dan disantap menggunakan kerupuk puli sebagai pengganti sendok. Rasanya segar dan bumbunya unik, menjadikannya sebagai bagian penting dari warisan kuliner Surabaya. Pecel Semanggi adalah hidangan tradisional yang mungkin agak sulit ditemukan, tetapi patut untuk dicari. Hidangan ini terdiri dari daun semanggi dan tauge yang direbus, kemudian disiram dengan bumbu manis dan pedas yang berasal dari campuran umbi dan kacang. Biasanya disajikan di atas daun pisang dan disantap dengan kerupuk puli sebagai alat makan. Rasa yang segar dan bumbu khas membuat hidangan ini menjadi bagian penting dari warisan kuliner Surabaya. Hidangan Pecel Semanggi merupakan makanan tradisional yang mungkin tidak mudah ditemukan, namun layak untuk dicoba. Makanan ini terbuat dari daun semanggi dan tauge yang direbus, lalu disiram dengan bumbu manis dan pedas hasil campuran umbi serta kacang. Pecel Semanggi biasanya disajikan di atas daun pisang dan disantap dengan kerupuk puli sebagai pengganti sendok. Rasanya yang segar dan bumbu khas menjadikannya sebagai bagian penting dari warisan kuliner Surabaya.

Kehadiran penjual pecel semanggi tergolong langka, berbeda dengan hidangan tahu tek yang masih mudah ditemukan di berbagai daerah di Surabaya.

Namun, Kota Surabaya memiliki kampung bertema. Kampung Semanggi di Kendung, Benowo, Surabaya Barat.

Selain itu, terdapat pula penjual pecel semanggi Surabaya di Jalan Mayjen Sungkono yang berada di sebelah Es Dawet Kudus Cak Minto. Beberapa pedagang semanggi masih bisa ditemui dalam acara Car Free Day setiap hari Minggu di Taman Bungkul Surabaya.

Seperti Yanti, pedagang semanggi di Mayjen Sungkono yang mengatakan membagi waktu berjualan setiap minggu.

Selama seminggu, ibu empat anak ini membagi tempat berjualan. Pada hari Sabtu dan Minggu, ia menjual olahan semanggi di area car free day Taman Bungkul.

Lebih dari dua puluh tahun ia menjual Semanggi di sudut Kota Surabaya.

"Saya mulai (berjualan) saat anak saya berusia tiga tahun. Sekarang usianya sudah 25 (tahun). Berarti sudah 22 tahun lamanya," kata Yati saat diwawancara di Jalan Mayjen Sungkono, Surabaya.

Dengan pengalaman lebih dari dua puluh tahun, kedatangan pelanggan setia terlihat akrab memesan semanggi yang dibuat oleh Yati.

Tangannya yang cepat membungkus sayuran semanggi, ubi jalar, dan tauge di atas daun pisang.