
Jika pada seri pertama kita telah menjelajahi kuliner khas arek Suroboyo, kali ini mari kita lihat kisah lain: kuliner khas anak rantau. Ya, ternyata banyak makanan yang berasal dari kota lain, namun justru mendapatkan "rumah" dan ketenarannya di Surabaya.
Mereka bukan hanya tamu biasa, tetapi telah berubah menjadi bagian dari identitas kuliner Kota Pahlawan.
Pendatang yang Jadi IkonBeberapa makanan terkenal di Surabaya sebenarnya berasal dari luar kota. Namun, keberadaannya yang sudah lama dan rasa yang disukai warga membuatnya terasa seperti makanan khas Surabaya.
a. Tahu Campur
Asalnya dari Lamongan, namun warung yang berada di Jalan Kalasan, Pacar Keling telah berdiri sejak tahun 1975 dan menjadi ikon legendaris. Sebuah mangkuk tahu campur merupakan kombinasi sempurna antara petis dengan potongan tahu goreng, mi kuning, lontong, tauge, selada air, serta lentho (perkedel singkong) yang disiram dengan kuah daging sapi.
Ditambah kerupuk dan sambal, hidangan ini merupakan kepuasan sempurna dengan rasa segar, pedas, dan manis yang membuat rindu.
b. Rawon
Rawon lahir dari Ponorogo, namun Surabaya yang menjadikannya ikon. Kuahnya yang gelap pekat berasal dari bumbu kluwek yang memiliki rasa kaya dan aroma yang menggugah selera. Makanan ini sempurna berpadu dengan potongan daging sapi yang besar dan lembut.
Disediakan dengan tauge pendek, bawang goreng, dan sambal, mampu menggugah selera lidah kita. Rasanya gurih dan manis. Pasangan sempurna untuk rawon adalah telur asin, kerupuk udang, serta tempe goreng.
Yang terkenal adalah Rawon Setan di Jl. Embong Malang No.78/I, Genteng. Jangan tertipu dengan namanya, ya. Disebut "setan" karena rawon ini dulu hanya buka setelah pukul 12 malam.
Minuman Pendatang yang DisukaiTidak hanya makanan, minuman khas daerah juga turut memperkaya nuansa kota Surabaya.
a. Angsle
Minuman hangat khas Malang ini menjadi hidangan tradisional Surabaya. Kaldu jahe bercampur santan ringan yang memberikan rasa gurih, disiram ke atas ketan putih, kacang hijau, mutiara, kacang tanah, serta potongan roti tawar.
Sebuah mangkuk angsle yang mirip dengan "selimut cair" yang cocok untuk Surabaya pada malam hari.
Salah satu yang terkenal adalah Angsle dan Ronde Pak Imam di Jl. Manyar Kertoarjo V no 53, yang hanya buka selama 3 jam karena selalu habis terjual.
b. Es Legen
Minuman ini mudah ditemui di tepi jalan Kota Surabaya, namun bahan utamanya, nira pohon lontar (siwalan), berasal dari wilayah Tuban atau Lamongan. Rasanya alami dan segar, membuat lupa akan panasnya siang hari di Kota Pahlawan.
Saat ini, yang paling diminati oleh banyak orang adalah Es Legen Cakar Mas yang berada di Jalan Sulawesi No. 19, Gubeng, telah beroperasi sejak tahun 2006.
c. Dawet Siwalan
Buah siwalan yang kenyal berpadu dengan kuah santan yang kaya rasa, gula siwalan yang manis, es batu, serta tambahan nangka untuk yang menyukainya—membuat minuman dawet siwalan menjadi penghilang dahaga khas pada siang hari.
Meskipun berasal dari Paciran (Lamongan), ia juga memuaskan lidah warga Surabaya. Bisa dicoba di Dawet Siwalan Slundu, Jl. Pabrik Kulit Wonocolo, Gang Chasan.
Perasaan yang Bersatu di SurabayaMasakan Surabaya memang selalu menarik. Kota ini merupakan ruang yang terbuka dan menerima: ada yang autentik, ada yang diadaptasi, serta ada pula yang merupakan hasil akulturasi.
Selain dikenal dengan masakan khas yang tak tergantikan, kota ini juga menjadi tempat tinggal bagi berbagai jenis makanan Jawa Timur. Mulai dari rujak cingur yang legendaris, pecel semanggi yang sederhana, hingga rawon, tahu campur, dan angsle yang turut memuaskan para penggemar kuliner Surabaya—semuanya bersatu menjadi pengalaman rasa yang sulit dilupakan.
Maka, apakah kamu sudah siap merencanakan perjalanan kuliner di Kota Pahlawan? Jangan lupa ajak saya jika berkunjung, ya!
Comments
Post a Comment